Contoh Penghitungan Biaya Produk atau Jasa dengan Activity-Based Costing

Avatar Riki Asp

Activity-Based Costing (ABC) merupakan suatu pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menghitung biaya produk atau jasa. Melalui metode ini, pelekatan biaya (cost assigned) dilakukan dengan mengaitkan antara biaya dan aktivitas pemicunya (activity drivers)—berbeda dengan functional (volume)-based costing yang menggunakan pemicu berupa unit (unit-based drivers).

Contoh penerapan functional (volume)-based costing dapat Anda lihat dalam penghitungan biaya overhead pada Artikel Contoh Penghitungan Biaya Produk atau Jasa dengan Job-Order Costing dan Contoh Penghitungan Biaya Produk atau Jasa dengan Process Costing. Di dalam kedua artikel tersebut, biaya overhead produk dihitung dengan basis unit tertentu yakni jam tenaga kerja langsung, baik di level produksi secara keseluruhan maupun di level departemen.

Meskipun penerapannya mudah, functional (volume)-based costing dapat menimbulkan distorsi biaya produk atau jasa. Hal ini antara lain disebabkan terdapat biaya overhead lain yang tidak berkorelasi dengan unit (non-unit level) yang tidak dapat ditangkap dengan metode ini. Selain itu, terdapat kemungkinan beberapa produk mengonsumsi aktivitas yang menimbulkan biaya overhead dengan proporsi yang berbeda.

Oleh karena itu, ABC dapat diterapkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut. Melalui ABC, pelekatan biaya overhead dilakukan secara proporsional sesuai tingkat konsumsi produk atas aktivitas yang memicu timbulnya biaya. Dengan demikian, penelusuran hubungan antara biaya dan aktivitas pemicunya menjadi kunci penting dalam ABC.

Penghitungan Biaya Produk dengan Activity-Based Costing

Untuk memudahkan pemahaman tentang bagaimana ABC diaplikasikan dalam penghitungan biaya produk, asumsikan Anda merupakan pengusaha fashion dan memproduksi dua produk yakni pakaian dan dalaman. Data biaya produksi disajikan dalam Tabel 1.

DeskripsiPakaianDalamanTotal
Jumlah yang diproduksi (unit)5.00050.00055.000
Biaya material langsung (Rp)30 juta300 juta330 juta
Biaya tenaga kerja langsung (Rp)9 juta69 juta78 juta
Tabel 1. Data Biaya Produksi

Estimasi biaya overhead untuk seluruh proses produksi adalah sebesar Rp180 juta yang kemudian dirinci berdasarkan aktivitas pemicunya sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.

AktivitasAktivitas PemicuBiaya (Rp)
Penyiapan mesinJumlah proses produksi60 juta
Penanganan materialJumlah pemindahan material30 juta
ListrikJumlah jam operasi mesin50 juta
Pengecekan produk Jumlah jam tenaga kerja40 juta
Total180 juta
Tabel 2. Rincian Estimasi Biaya Overhead

Sementara itu, data aktivitas pemicu untuk masing-masing produk disajikan dalam Tabel 3 berikut.

Aktivitas PemicuPakaianDalamanTotal
Jumlah proses produksi (kali)10515
Jumlah pemindahan material (kali)12060180
Jumlah jam operasi mesin (jam)10.00090.000100.000
Jumlah jam tenaga kerja (jam)5.00045.00050.000
Tabel 3. Data Aktivitas Pemicu Overhead

Berdasarkan data-data tersebut, berapakah biaya produk per unit masing-masing (pakaian dan dalaman) dihitung dengan menggunakan metode Activity-Based Costing (ABC)?

Langkah pertama adalah menentukan tingkat konsumsi masing-masing produk atas aktivitas yang menjadi pemicu biaya (overhead) yang dihitung secara proporsional sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 4.

Aktivitas PemicuPakaianDalamanTotal
Jumlah proses produksi (kali)10/155/1515/15
Jumlah pemindahan material (kali)120/18060/180180/180
Jumlah jam operasi mesin (jam)10.000/100.00090.000/100.000100.000/100.000
Jumlah jam tenaga kerja (jam)5.000/50.00045.000/50.00050.000/50.000
Tabel 4. Tingkat Konsumsi Aktivitas Pemicu Masing-Masing Produk

Setelah menghitung tingkat konsumsi, biaya produk per unit dihitung dengan menjumlahkan biaya material langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dengan basis konsumsi aktivitas masing-masing produk yang disajikan dalam Tabel 5.

DeskripsiPakaian (Rp)Dalaman (Rp)Total (Rp)
Biaya material langsung30 juta300 juta330 juta
Biaya tenaga kerja langsung 9 juta69 juta78 juta
Biaya overhead:
1. Penyiapan mesin (Pakaian 10/15; dalaman 5/15 x Rp60 juta)40 juta20 juta60 juta
2. Penanganan material (Pakaian 120/180; dalaman 60/180 x Rp30 juta) 20 juta10 juta30 juta
3. Listrik (Pakaian 10.000/100.000; dalaman 90.000/100.000 x Rp50 juta) 5 juta45 juta50 juta
4. Pengecekan produk (Pakaian 5.000/50.000; dalaman 45.000/50.000 x Rp40 juta) 4 juta36 juta40 juta
Total Biaya Produksi108 juta480 juta588 juta
Jumlah unit yang diproduksi (unit)5.00050.00055.000
Biaya produk per unit21.6009.600
Tabel 5. Penghitungan Biaya Produk per Unit

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui biaya produk per unit masing-masing adalah sebesar Rp21.600 untuk pakaian dan Rp9.600 untuk dalaman. Selain dapat digunakan untuk menghitung biaya produk, ABC juga dapat diaplikasikan dalam bidang lain misalnya digunakan untuk (1) mengevaluasi pelanggan (customer) dan (2) mengevaluasi pemasok (supplier).

Referensi:

Mowen, Maryanne M., Don R. Hansen, dan Dan L. Heitger. (2014). Cornerstones of Managerial Accounting 5th Edition. South-Western Cengage Learning.

Tagged in :

Avatar Riki Asp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *