Selain menggunakan job-order costing, penghitungan biaya produk atau jasa dapat pula dilakukan dengan menggunakan process costing. Dengan metode ini, akumulasi dan pelekatan biaya-biaya produksi dilakukan berdasarkan proses atau departemen.
Penggunaan process costing lebih cocok diaplikasikan oleh bisnis yang menghasilkan produk secara massal dalam jumlah yang besar dan memiliki karakteristik yang homogen. Salah satu poin penting dalam process costing adalah biaya atas satu unit produk bersifat identik dengan biaya unit produk lainnya.
Tulisan ini akan membahas bagaimana cara menghitung biaya produk atau jasa dengan menggunakan pendekatan process costing. Asumsikan PT ABC merupakan salah satu produsen minuman teh dalam kemasan. Proses produksi dilakukan dalam tiga tahap secara sekuensial yaitu proses penyortiran (oleh Divisi Penyortiran), proses pemasakan (oleh Divisi Pemasakan), dan proses pengemasan (oleh Divisi Pengemasan). Rincian biaya untuk masing-masing divisi untuk satu siklus produksi disajikan dalam Tabel 1. Untuk menentukan nilai overhead dalam proses produksi, PT A menerapkan normal costing.
Jenis Biaya | Divisi Penyortiran (Rp) | Divisi Pemasakan (Rp) | Divisi Pengemasan (Rp) |
Biaya material langsung | 150 juta | 100 juta | 75 juta |
Biaya tenaga kerja langsung | 100 juta | 75 juta | 25 juta |
Applied overhead | 50 | 25 juta | 50 juta |
Jika produk teh kemasan yang dihasilkan seluruhnya adalah sebanyak 400.000 unit (tidak ada produk yang masih dalam proses), berapakah biaya produk per unit dari teh kemasan tersebut?
Contoh Penghitungan Biaya Produk dengan Process Costing
Berdasarkan data pada Tabel 1, kita terlebih dulu menghitung total biaya produksi dengan menjumlahkan seluruh biaya dari setiap divisi. Mengingat bahwa proses produksi berjalan secara sekuensial, hasil produksi dari satu divisi menjadi input bagi divisi lainnya. Hasil penghitungan total biaya produksi disajikan dalam Tabel 2.
No. | Deskripsi | Divisi Penyortiran (Rp) | Divisi Pemasakan (Rp) | Divisi Pengemasan (Rp) |
1. | Biaya material langsung | 150 juta | 100 juta | 75 juta |
2. | Biaya tenaga kerja langsung | 100 juta | 75 juta | 25 juta |
3. | Applied overhead | 50 juta | 25 juta | 50 juta |
4. | Biaya produksi divisi (1+2+3) | 300 juta | 200 juta | 150 juta |
5. | Biaya produksi masukan (dari divisi sebelumnya) | 0 | 300 juta | 500 juta |
6. | Biaya produksi keluaran (ke divisi selanjutnya) (4+5) | 300 juta | 500 juta | 650 juta |
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa total biaya produksi teh kemasan untuk satu siklus produksi mencapai Rp650 juta. Jika total unit teh kemasan yang diproduksi adalah sebanyak 400.000 unit, maka biaya produk per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan jumlah output yaitu = Rp650 juta/400.000 unit = Rp1.625 per unit.
Perlakuan atas Saldo Persediaan Barang Dalam Proses (WIP) dalam Process Costing
Contoh sebelumnya tentang penghitungan biaya produk dengan process costing terlihat mudah karena hanya membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang dihasilkan. Namun, ketika proses produksi menghasilkan persediaan barang dalam proses (Work in Progress – WIP) akan timbul setidaknya dua masalah.
- Bagaimana menentukan jumlah unit yang diproduksi mengingat sebagian unit telah sepenuhnya selesai dan sebagian lainnya belum sepenuhnya selesai? dan
- Bagaimana perlakuan atas saldo awal persediaan barang dalam proses yang akan diproses dalam periode berjalan, apakah digabung dengan biaya periode berjalan atau diperlakukan terpisah?
Unit Ekuivalen (Equivalent Unit)
Untuk permasalahan pertama, konsep unit ekuivalen (equivalent unit) dapat menjadi sebuah solusi. Secara sederhana, unit ekuivalen menunjukkan jumlah unit selesai yang dapat diproduksi dengan memperhitungkan seluruh proses produksi yang telah berjalan. Untuk memudahkan pemahaman, melanjutkan contoh sebelumnya asumsikan total produk teh kemasan yang dihasilkan terdiri dari 300.000 unit selesai dan 100.000 unit yang telah selesai 50%. Dengan total biaya sebesar Rp650 juta, berapakah total biaya per unit? Dalam kasus tersebut, kita dapat menggunaan konsep unit ekuivalen sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 3.
Deskripsi | Jumlah Unit | Persentase Selesai | Unit Ekuivalen (Jumlah Unit x Persentase Selesai) |
Unit selesai | 300.000 | 100% | 300.000 |
Unit masih dalam proses | 100.000 | 50% | 50.000 |
350.000 |
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh jumlah unit ekuivalen adalah sebesar 350.000 sehingga biaya produk per unit adalah sebesar = Rp650 juta/350.000 unit ekuivalen = Rp1.857 per unit ekuivalen (dibulatkan). Dengan demikian, nilai persediaan barang jadi adalah sebesar Rp557,14 juta (Rp1.857 x 300.000) dan nilai persediaan barang dalam proses adalah sebesar Rp92,86 juta (Rp1.857 x 50.000).
Metode Weighted Averaged dan FIFO dalam Process Costing
Untuk permasalahan kedua terkait perlakuan atas saldo awal persediaan barang dalam proses, terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan yaitu dengan menggunakan metode tertimbang rata-rata (weighted average) atau metode masuk pertama keluar pertama (FIFO).
Secara sederhana, di dalam metode weighted average, saldo awal persediaan barang dalam proses digabungkan dengan biaya produksi pada periode berjalan untuk menentukan biaya produk periode berjalan. Penjelasan lebih rinci termasuk kalkulator yang memudahkan Anda untuk menentukan biaya produk dalam metode weighted average dibahas pada tautan berikut.
Sebaliknya, metode FIFO memperlakukan saldo awal persediaan barang dalam proses secara terpisah dengan biaya produksi pada periode berjalan. Hanya biaya produksi pada periode berjalan yang digunakan untuk menentukan biaya produk periode berjalan. Penjelasan lebih rinci termasuk kalkulator yang memudahkan Anda untuk menentukan biaya produk dalam metode FIFO dibahas pada tautan berikut.
Perlu dipahami bahwa ketika tidak terjadi perubahan biaya produk dari waktu ke waktu atau ketika tidak terdapat saldo awal persediaan barang dalam proses, baik metode weighted average maupun metode FIFO akan memberikan hasil yang sama.
Referensi:
Mowen, Maryanne M., Don R. Hansen, dan Dan L. Heitger. (2014). Cornerstones of Managerial Accounting 5th Edition. South-Western Cengage Learning.
Tinggalkan Balasan