Sebelum membahas tentang bagaimana cara memisahkan biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost), perlu dipahami terlebih dulu tentang konsep perilaku biaya (cost behaviour). Secara sederhana, perilaku biaya menunjukkan bagaimana nilai biaya berubah seiring dengan perubahan output. Dari konsep tersebut, biaya kemudian dapat dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Biaya tetap merupakan biaya yang secara total bernilai tetap (konstan) meskipun terdapat perubahan nilai output, sementara biaya variabel memiliki nilai total yang bervariasi seiring perubahan output. Untuk memudahkan pemahaman, akan diberikan contoh perbedaan biaya tetap dan biaya variabel.
Asumsikan Anda memiliki usaha penjualan sepatu. Setiap bulan Anda mengeluarkan biaya sewa tempat sebesar Rp500 ribu dan biaya pembelian sepatu dari produsen sebesar Rp50 ribu per pasang. Tabel berikut menyajikan total biaya yang Anda keluarkan dari bulan Januari s.d. Juni.
Jumlah Sepatu Terjual | Total Biaya Sewa Tempat | Biaya Sewa Tempat per Unit | Total Biaya Pembelian Sepatu (@Rp50 ribu) | Biaya Pembelian Sepatu per Unit |
100 | 500.000 | 5.000 | 5.000.000 | 50.000 |
200 | 500.000 | 2.500 | 10.000.000 | 50.000 |
100 | 500.000 | 5.000 | 5.000.000 | 50.000 |
250 | 500.000 | 2.000 | 12.500.000 | 50.000 |
500 | 500.000 | 1.000 | 25.000.000 | 50.000 |
250 | 500.000 | 2.000 | 12.500.000 | 50.000 |
Berdasarkan Tabel 1, diketahui bahwa total biaya sewa tempat memiliki nilai yang tetap, yaitu sebesar Rp500 ribu per bulan tanpa memperhatikan apakah terdapat peningkatan atau penurunan penjualan sepatu. Dengan demikian, biaya sewa tempat termasuk ke dalam kategori biaya tetap. Selain itu, kita juga mengetahui bahwa biaya tetap (biaya sewa tempat) memiliki biaya per unit yang menurun seiring dengan meningkatnya penjualan.
Sebaliknya, biaya pembelian sepatu memiliki nilai total yang bervariasi seiring dengan tingkat penjualan sepatu sehingga dikategorikan sebagai biaya variabel. Secara total, biaya variabel (biaya pembelian sepatu) memiliki nilai yang meningkat ketika terdapat peningkatan penjualan dan menurun ketika angka penjualan sepatu menurun. Namun, biaya variabel per unit bernilai konstan yaitu sebesar Rp50 ribu per unit tanpa terpengaruh adanya peningkatan atau penurunan penjualan sepatu.
Setelah mengetahui konsep biaya tetap dan biaya variabel, total biaya dapat dihitung dengan menjumlahkan seluruh biaya tetap dan biaya variabel sebagai berikut.
Total Biaya = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel … (1)
Dengan mengasumsikan biaya variabel terjadi secara linier seiring dengan perubahan output, Persamaan 1 dapat diperluas sebagai berikut.
Total Biaya = Total Biaya Tetap + (Biaya Variabel per Unit x Jumlah Output) … (2)
Kita dapat menggunakan Persamaan 2 untuk menghitung total biaya penjualan sepatu. Sebagai contoh, pada bulan Juli jumlah sepatu yang terjual adalah sebanyak 50 pasang. Dengan demikian, total biaya adalah sebesar.
Total Biaya Tetap = Rp500 ribu
Total Biaya Variabel = Rp50 ribu x 50= Rp2,5 juta
Total Biaya = Rp500 ribu + Rp2,5 juta = Rp3 juta
Pemanfaatan Informasi Biaya
Dengan mengetahui data biaya, kita dapat menentukan harga jual yang tepat untuk produk kita. Melanjutkan contoh sebelumnya, dengan penjualan sepatu sebanyak 50 pasang per bulan diketahui bahwa total biaya yang harus ditanggung adalah sebesar Rp3 juta. Oleh karena itu, harga jual minimal yang dapat diterapkan agar kita tidak menanggung rugi (break even point – BEP) adalah sebesar Rp60 ribu (Rp3 juta/50).
Referensi:
Mowen, Maryanne M., Don R. Hansen, dan Dan L. Heitger. (2014). Cornerstones of Managerial Accounting 5th Edition. South-Western Cengage Learning.
#Akuntansi Biaya