Sebagai solusi untuk menangani perlakuan atas saldo awal persediaan barang dalam proses (beginning work in progress) pada process costing, kita dapat menggunakan metode masuk pertama keluar pertama (FIFO) selain metode rata-rata tertimbang (weighted average). Tulisan ini akan memberikan contoh penentuan biaya produk dalam process costing dengan menggunakan metode FIFO, termasuk menyajikan kalkulator yang memudahkan Anda untuk menghitungnya.
Berkebalikan dengan metode weighted average, dalam metode FIFO baik biaya maupun unit ekuivalen dari saldo awal persediaan barang dalam proses diperlakukan secara terpisah dari hasil produksi pada periode berjalan. Dengan demikian, seluruh biaya dan unit ekuivalen dari saldo awal persediaan barang dalam proses dikeluarkan dari perhitungan biaya dan unit ekuivalen yang dihasilkan pada periode berjalan.
Kalkulator Biaya Produk dalam Process Costing dengan Metode FIFO
Untuk memudahkan Anda, kami menyajikan kalkulator yang secara otomatis menghitung biaya produk dalam process costing dengan metode FIFO berdasarkan data yang Anda input. Kalkulator ini juga telah mengakomodasi kemungkinan tingkat penyelesaian yang berbeda atas persediaan, misalnya persediaan dengan tingkat penyelesaian 75% untuk biaya material dan biaya konversi atau persediaan dengan tingkat penyelesaian sebesar 100% untuk biaya material dan 75% untuk biaya konversi.
Patut diingat bahwa kalkulator ini hanya membantu mempermudah proses penghitungan. Anda diharapkan tetap memahami konsep atau logika yang menjadi dasar bagaimana biaya produk dihitung dengan metode FIFO.
Contoh Penghitungan Biaya Produk dengan Metode FIFO
Kita menggunakan contoh penghitungan biaya produk yang sebelumnya disajikan dalam contoh penghitungan biaya produk dengan metode weighted average. Namun kali ini diasumsikan metode yang digunakan adalah metode FIFO.
Anda merupakan produsen sarung tenun dengan proses produksi yang meliputi dua tahap yaitu tahap penenunan dan tahap finishing. Pada tanggal 1 Januari 2022, terdapat data saldo awal persediaan barang dalam proses dari divisi penenunan sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 1.
Data Unit | |
Jumlah Unit | 10 unit |
Persentase penyelesaian atas material | 100% |
Persentase penyelesaian atas konversi | 40% |
Data Biaya | |
Biaya material langsung (Rp) | 2.000.000 |
Biaya tenaga kerja langsung (Rp) | 1.000.000 |
Applied overhead (Rp) | 3.000.000 |
Selama bulan Januari 2022, total biaya produksi yang dikeluarkan ditunjukkan dalam Tabel 2 berikut.
Biaya material langsung (Rp) | 20.000.000 |
Biaya tenaga kerja langsung (Rp) | 10.000.000 |
Applied overhead (Rp) | 30.000.000 |
Pada akhir Januari 2022, diketahui terdapat unit yang telah selesai dari divisi penenunan dan ditransfer ke divisi finishing sebanyak 50 unit. Selain itu, terdapat unit yang masih belum selesai sebanyak 30 unit dengan persentase penyelesaian atas material sebesar 100% dan atas konversi sebesar 60%.
Dengan menggunakan metode FIFO, berapakah nilai persediaan barang yang ditransfer dari divisi penenunan ke divisi finishing (unit selesai) dan nilai persediaan barang dalam proses di divisi penenunan (unit belum selesai) pada akhir Januari 2022?
Berdasarkan data-data pada Tabel 1 dan Tabel 2 yang kemudian diinput ke dalam kalkulator, kita dapat dengan mudah menghitung nilai persediaan barang jadi dan persediaan barang dalam proses di divisi penenunan sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 3.
Deskripsi | Nilai (Rp) |
Persediaan barang jadi – dari persediaan awal | 9.750.000 |
Persediaan barang jadi – dari persediaan awal | 36.428.571 |
Persediaan barang jadi (total) | 46.178.571 |
Persediaan barang dalam proses | 19.821.429 |
Total nilai persediaan | 66.000.000 |
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa total persediaan sebesar Rp66 juta adalah sama dengan penjumlahan biaya produksi dalam saldo awal persediaan barang dalam proses (Rp6 juta) dengan biaya produksi periode berjalan (Rp60 juta). Selain itu, nilai persediaan barang jadi dan persediaan barang dalam proses dengan metode FIFO menghasilkan jumlah yang tidak jauh berbeda dengan penghitungan dengan menggunakan metode weighted average. Hal ini menunjukkan biaya produksi periode sebelumnya tidak jauh berbeda dengan biaya produksi pada periode berjalan.
Referensi:
Mowen, Maryanne M., Don R. Hansen, dan Dan L. Heitger. (2014). Cornerstones of Managerial Accounting 5th Edition. South-Western Cengage Learning.
Tinggalkan Balasan