Menghitung Basic EPS dan Perbedaannya dengan Diluted EPS

EPS (Earning per Share) atau Laba Per Saham merupakan salah satu indikator penting yang banyak digunakan di dalam analisis atas laporan keuangan. Secara sederhana, EPS didefinisikan sebagai suatu metrik yang menunjukkan porsi laba bagi setiap pemegang satu lembar saham biasa. Sebagai contoh, jika EPS suatu perusahaan ABC adalah Rp100, maka bagian laba untuk setiap lembar saham biasa perusahaan ABC adalah Rp100. Begitu pula jika perusahaan mencatatkan rugi bersih, maka nilai EPS menjadi negatif (misalnya -Rp50) dan menunjukkan bagian rugi untuk setiap lembar saham biasa adalah sebesar Rp50.

Pengelompokan EPS ke dalam Basic EPS (EPS Dasar) dan Diluted EPS (EPS Terdilusi) pada dasarnya tidak dapat dilepaskan dari tingkat kompleksitas struktur modal suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan menerbitkan instrumen keuangan yang berpotensi dapat dikonversikan ke dalam bentuk saham biasa, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan memiliki struktur modal yang kompleks. Contoh instrumen keuangan yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa antara lain obligasi yang dapat dikonversi (convertible bonds), opsi saham bagi manajemen dan karyawan (management and employee stock options – MESOP), dan waran. Sementara itu, suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki struktur modal yang sederhana apabila tidak memiliki instrumen keuangan yang dapat dikonversi tersebut.

Dengan mengaitkannya pada tingkat kompleksitas struktur modal, Basic EPS merupakan EPS yang dihitung atas perusahaan yang memiliki struktur modal yang sederhana, yakni tidak mengandung instrumen keuangan yang dapat dikonversikan ke dalam saham biasa. Sebaliknya, Diluted EPS merupakan EPS yang dihitung atas perusahaan yang memiliki struktur modal yang kompleks karena memiliki instrumen keuangan yang dapat dikonversikan ke dalam saham biasa. Penyajian Diluted EPS menjadi penting karena instrumen keuangan tersebut berpotensi mendilusi nilai Basic EPS.

Rumus dan Contoh Penghitungan Basic EPS

Basic EPS dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Rumus Basic EPS

Basic EPS = (Laba Bersih – Dividen atas Saham Preferen) / Jumlah Rata-Rata Tertimbang Saham Biasa yang Beredar

Sebagai contoh, PT ABC Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp2 miliar di tahun 2021. Jumlah saham beredar selama tahun 2021 yaitu sebanyak 100 juta lembar saham yang seluruhnya merupakan saham biasa. PT ABC Tbk juga tidak memiliki saham preferen. Dengan menggunakan Rumus Basic EPS, nilai Basic EPS PT ABC Tbk di tahun 2021 yaitu Rp2 miliar/100 juta = Rp20.

Sebagai catatan, jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam rumus Basic EPS juga mempertimbangkan faktor pembobotan jumlah saham biasa yang beredar berdasarkan jangka waktunya. Sebagai contoh, jika PT ABC Tbk di awal tahun memiliki saham biasa beredar sebanyak 100 juta lembar dan di tengah tahun melakukan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak 10 juta lembar, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam rumus Basic EPS menjadi (100 juta saham x 1/2 tahun) + (90 juta x 1/2 tahun) = 95 juta lembar saham.

Apabila terdapat aksi korporasi di tahun berjalan berupa pemecahan nilai nominal saham (stock split) atau pembagian dividen saham (stock dividend) yang meningkatkan jumlah saham beredar, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam rumus Basic EPS dihitung dengan cara seolah-olah aksi korporasi tersebut dilakukan pada awal tahun. Sebagai contoh, PT ABC Tbk memiliki jumlah saham biasa yang beredar sebanyak 100 juta lembar selama Januari s.d. November 2021. Pada tanggal 1 Desember 2021, PT ABC Tbk memutuskan untuk melakukan stock split dengan rasio 1:2 sehingga jumlah saham biasa yang beredar menjadi 2 x 100 juta = 200 juta lembar. Dengan demikian, dalam penghitungan Basic EPS PT ABC Tbk untuk tahun 2021, jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar yang digunakan sebagai denominator yaitu sebesar 200 juta lembar saham (stock split seolah-olah dilakukan pada awal tahun).

Penghitungan Diluted EPS

Pada dasarnya, jika perusahaan tidak memiliki instrumen keuangan yang dapat dikonversi menjadi saham biasa (struktur modal yang sederhana), nilai Diluted EPS akan sama dengan nilai Basic EPS. Namun, jika perusahaan memiliki struktur modal yang kompleks karena memiliki instrumen keuangan yang dapat dikonversi, maka nilai Diluted EPS dapat berbeda dengan nilai Basic EPS (bisa sama atau lebih rendah).

Terdapat dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung nilai Diluted EPS. Kedua metode tersebut yaitu:

  1. If-Converted Method; dan
  2. Treasury Stock Method.
Tinggalkan Balasan 0

Your email address will not be published. Required fields are marked *