Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model – DDM) merupakan salah satu teknik valuasi yang banyak digunakan untuk menghitung nilai intrinsik suatu saham. DDM mengasumsikan bahwa harga saham terutama ditentukan oleh arus kas yang diterima oleh pemegang saham yakni dividen. Sementara itu, kenaikan harga saham (capital gain) akan terefleksi dalam proyeksi nilai dividen. Dalam kerangka DDM, harga wajar suatu saham seharusnya menunjukkan nilai sekarang dari seluruh pembayaran dividen di masa mendatang termasuk harga saham pada saat saham tersebut dijual (apabila dijual) dengan menggunakan tingkat diskonto yang disesuaikan dengan risiko dari saham tersebut.
Apabila harga saham saat ini lebih kecil dari nilai intrinsik yang diperoleh dengan menggunakan DDM, maka saham tersebut dinilai undervalued dan patut dipertimbangkan untuk dibeli. Begitupula sebaliknya, jika harga saham saat ini melebihi nilai intrinsik dari perhitungan DDM, maka haga saham tersebut dinilai overvalued.
Rumus Dividend Discount Model
Rumus untuk menentukan nilai wajar saham dengan Dividend Discount Model yaitu sebagai berikut.
Rumus Dividend Discount Model (Definite Holding Periods)
V = D1/(1+k) + D2/(1+k)2 + … + (Dn + Pn)/(1+k)n
Keterangan:
V : Nilai Wajar Saham
D1/D2/Dn : Nilai Dividen pada saat Periode ke-1/2/n dari Periode Sekarang
Pn : Harga Saham pada Periode ke-n saat Saham Dijual
k : Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Required Rate of Return)
n : Periode Waktu
Apabila saham tersebut direncanakan untuk dimiliki dalam waktu yang tidak terbatas (indefinite), rumus Dividend Discount Model dapat disesuaikan sebagai berikut.
Rumus Dividend Discount Model (Indefinite Holding Periods)
V = D1/(1+k) + D2/(1+k)2 + D3/(1+k)3 + …
Keterangan:
V : Nilai Wajar Saham
D1/D2/D3 : Nilai Dividen pada saat Periode ke-1/2/3/dst. dari Periode Sekarang
k : Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Required Rate of Return)
n : Periode Waktu
Sebagai contoh, Saham ABCD saat ini diperdagangkan di harga Rp100 per lembar saham. Di tahun depan, saham ABCD diproyeksikan memberikan dividen sebesar Rp15 per lembar saham dan harga sahamnya diprediksikan dapat dijual di harga Rp110 per lembar saham. Dengan mengasumsikan tingkat pengembalian yang dapat diharapkan adalah sebesar 10%, maka harga wajar Saham ABCD di saat ini dengan menggunakan Basic Dividend Discount Model yaitu:
V = (D1 + P1)/(1+k)1
V = (15+110)/(1+10%)
V =125/1,1
V = 113,6
Karena nilai wajar saham menurut DDM (Rp113,6) lebih besar dari harga saham saat ini (Rp100), maka saham ABCD dinilai undervalued dan layak dipertimbangkan untuk dibeli.
Keterbatasan dalam Dividend Discount Model
Meskipun cukup baik digunakan untuk menilai harga wajar saham, DDM juga memiliki keterbatasan. Salah satu keterbatasan utama yaitu DDM membutuhkan proyeksi nilai dividen setiap periode dan harga saham pada akhir periode apabila saham tersebut dijual. Selain itu, DDM juga tidak dapat digunakan untuk menilai harga wajar saham perusahaan yang memilih untuk tidak membagikan dividen.
Tinggalkan Balasan