Strategi Diversifikasi Usaha – Studi Kasus Indika Energy

Avatar Riki Asp

Sebagaimana dikutip dari Investor.id, sebagai langkah pengembangan sektor energi baru dan terbarukan (EBT), PT Indika Energy Tbk (INDY) menjalin kemitraan dengan Fourth Partner Energy (4PEL), pengembang solusi tenaga surya asal India dengan mendirikan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS). EMITS yang merupakan perusahaan penyedia solusi tenaga surya terintegrasi di Indonesia tersebut akan menggabungkan kompetensi Fourth Partner Energy dalam membangun dan mengoperasikan lebih dari 550 MW pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di India dan sejumlah negara lainnya.

Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan, kerja sama ini merupakan wujud strategi perseroan dalam mendiversifikasi portofolio bisnis, mencapai tujuan keberlanjutan, meningkatkan kinerja ESG (Environmental, Social, Governance), serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran EBT sebesar 23% pada tahun 2025.

“Untuk merealisasikan potensi ini tentunya diperlukan investasi yang besar dan kerja sama dari berbagai pihak. Indika Energy berkomitmen untuk menjadi bagian dari perjalanan Indonesia dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki melalui kerja sama dengan mitra berpengalaman guna menghadirkan solusi tenaga surya yang terpercaya dan berbiaya kompetitif bagi Tanah Air,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (5/3).

Fourth Partner Energy merupakan penyedia solusi energi tenaga surya terdepan di India yang berfokus pada sektor komersial dan industrial. Perusahaan ini memiliki portofolio PLTS dengan total kapasitas terpasang sebesar 550 MW di 24 negara bagian. Salah satu proyek terbesar Fourth Partner Energy adalah taman panel surya berkapasitas 100 MW di Uttar Pradesh, yang nantinya akan memasok energi untuk salah satu perusahaan semen terbesar di India.

Co-Founder dan Executive Director Fourth Partner Energy Vivek Subramanian mengatakan, kerja sama dengan Indika Energy adalah bagian penting dari strategi ekspansi perseroan ke sejumlah pasar utama di Asia Tenggara. “Indonesia memiliki potensi pengembangan sektor energi terbarukan yang sangat besar, sejalan dengan target agresifnya untuk melakukan dekarbonisasi. EMITS siap mengambil peran penting dalam transisi energi hijau di Indonesia dengan menghadirkan listrik yang bersumber dari energi yang lebih bersih dan berbiaya lebih rendah dibandingkan tarif jaringan, serta dapat membantu tujuan pembangunan berkelanjutan” ungkapnya.

Saat ini, secara mayoritas Fourth Partner Energy dimiliki oleh The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia dengan total dana kelolaan sebesar US$ 5 miliar. The Rise Fund didirikan oleh TPG Global, bekerja sama dengan berbagai tokoh dunia, seperti Bono (vokalis grup band U2 asal Irlandia), Ratu Rania dari Yordania, dan Jeff Skoll (presiden pertama eBay). The Rise Fund memfokuskan investasinya pada perusahaan yang memiliki dampak positif dan terukur terhadap aspek sosial dan lingkungan, serta mampu menghasilkan imbal hasil kompetitif secara finansial.

Sementara itu, bagi Indika Energy, pendirian EMITS akan berkontribusi terhadap pencapaian komitmen perusahaan untuk meningkatkan porsi pendapatan dari sektor non-batubara sebesar 50% pada tahun 2025. “Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor energi terbarukan dan saat ini kami melihat mulai meningkatnya permintaan atas solusi energi bersih dan ramah lingkungan. Indika Energy berkomitmen untuk berkontribusi secara signifikan dan terus menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” tutup Arsjad.

******

Diversifikasi usaha dapat didefinisikan sebagai proses yang dilakukan oleh perusahaan untuk memasuki industri baru, baik yang berkaitan dengan usaha inti perusahaan atau tidak, dalam rangka meningkatkan profitabilitas. Di dalam artikel, pendirian EMITS merupakan bagian dari strategi diversifikasi usaha yang dilakukan oleh INDY untuk ikut bersaing di dalam industri PLTS. Tulisan ini akan mengulas secara singkat strategi diversifikasi INDY melalui pendirian EMITS berdasarkan konsep dan teori mengenai diversifikasi dari perspektif ilmu manajemen strategis.

Sebagaimana dikutip dari laporan keuangan INDY tahun 2020, EMITS merupakan perusahaan joint venture (JV) antara anak perusahaan INDY, PT Indika Tenaga Baru (ITB) dengan 4PEL yang didirikan pada tanggal 3 Maret 2021. ITB merupakan pemegang saham mayoritas dengan persentase kepemilikan sebesar 51,001% sedangkan sisanya dimiliki oleh 4PEL. Pendirian EMITS merupakan langkah yang ditempuh INDY untuk melakukan diversifikasi usaha ke sektor EBT, terutama kegiatan usaha PLTS di Indonesia.

Pada dasarnya, diversifikasi usaha yang dilakukan oleh perusahaan dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori berdasarkan kaitannya dengan strategi dan model bisnis yang dimiliki yaitu diversifikasi terkait (related diversification) dan diversifikasi tidak terkait (unrelated diversification). Diversifikasi terkait adalah strategi diversifikasi melalui pendirian unit usaha baru yang memiliki tujuan yang berkaitan atau berhubungan dengan fungsi dan rantai nilai dari unit usaha perusahaan yang telah ada. Sementara itu, apabila pendirian usaha baru tidak memiliki keterkaitan dengan fungsi dan rantai nilai perusahaan yang telah ada dan bertujuan untuk meningkatkan performa bisnis secara keseluruhan melalui pengadopsian sistem multibisnis, dapat dikatakan perusahaan menerapkan strategi diversifikasi tidak terikat.

INDY sendiri merupakan salah satu perusahaan energi terkemuka di Indonesia yang bergerak di dalam tiga segmen bisnis utama yaitu sumber daya energi (energy resources) yang berfokus pada eksplorasi, produksi, dan pengolahan batu bara, jasa energi (energy services) yang menyediakan layanan konstruksi, operasional, dan logistik, dan infrastruktur energi (energy infrastructure) melalui infrastruktur pertambangan dan pembangkit listrik. Mengingat usaha PLTS melalui EMITS memiliki keterkaitan dengan rantai nilai dari setiap segmen bisnis INDY, dapat disimpulkan bahwa strategi diversifikasi INDY melalui pendirian EMITS termasuk ke dalam kategori diversifikasi terkait.

Penerapan strategi diversifikasi terkait akan memberikan INDY keunggulan bersaing (competitive advantage) dalam bentuk struktur biaya rendah (low cost structure) dan/atau diferensiasi produk (product differentiation). Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh INDY.

Pertama, INDY dapat melakukan transfer kompetensi khusus (distinctive competencies) yang mereka miliki untuk kemudian direplikasi ke dalam EMITS. Agar dapat mendorong profitabilitas, kompetensi khusus dimaksud harus memiliki nilai strategis. Sebagai contoh, saat ini INDY memiliki investasi di dalam konsorsium pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berdaya 660 MW yaitu Cirebon Electric Power (CEP). INDY dapat memanfaatkan kompetensi khusus yang mereka miliki di dalam CEP, misalnya dalam fungsi pemasaran energi listrik untuk dapat diimplementasikan ke dalam EMITS.

Kedua, INDY dapat memanfaatkan kompetensi dan kapabilitas yang dimiliki oleh partner mereka, 4PEL sebagai pengungkit (leverage) dalam pengembangan PLTS. Kompetensi dan pengalaman berharga yang dimiliki oleh 4PEL sebagai penyedia solusi energi tenaga surya terdepan di India berguna dalam upaya meminimalisasi kemungkinan terjadinya risiko kegagalan dalam pengembangan PLTS. Selain itu, keberadaan The Rise Fund, social impact fund terbesar di dunia, di belakang 4PEL berpotensi membuka akses pendanaan yang lebih luas dan murah dalam pengembangan EBT lebih lanjut di Indonesia.

Terakhir, diversifikasi terkait yang dilakukan oleh INDY memungkinkan mereka untuk saling berbagi sumber daya dan kapabilitas yang dibutuhkan dalam pengelolaan usaha. Kondisi ini memberikan keunggulan bagi INDY berupa pengurangan biaya (cost reduction) atau sinergi diferensiasi (differentiation synergies) karena sumber daya dan kapabilitas yang mahal dan sulit diperoleh dapat dikumpulkan, dibagikan, dan digunakan secara efektif dan efisien.

Meskipun menawarkan berbagai kelebihan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar diversifikasi usaha tidak menimbulkan permasalahan. Salah satu aspek utama yang perlu dipertimbangkan adalah potensi munculnya biaya birokrasi (bureaucratic cost) yang tinggi. Biaya ini merupakan biaya terkait koordinasi dan penyelesaian permasalahan antarunit usaha yang timbul sebagai akibat dari pemanfaatan sumber daya dan kompetensi secara bersama-sama. Biaya birokrasi harus dapat dikendalikan agar tidak berdampak negatif terhadap kinerja perusahaan mengingat INDY sendiri memiliki banyak lini bisnis di dalam portofolio usaha mereka.

Pendirian EMITS yang merupakan perusahaan JV antara INDY dan 4PEL memungkinkan mereka untuk saling berbagi risiko dan sumber daya dalam pembangunan PLTS. Pendirian JV juga akan memadukan keterampilan (skill) yang dimiliki oleh INDY dan 4PEL. Meskipun demikian, diversifikasi usaha melalui pendirian perusahaan JV berpotensi menimbulkan beberapa permasalahan yang harus dimitigasi. Permasalahan pertama adalah kemungkinan terjadinya benturan atas iklim dan budaya perusahaan yang berbeda. Permasalahan selanjutnya yaitu terdapat risiko hilangnya atau berpindahnya kompetensi khusus yang dimiliki salah satu partner, misalnya kompetensi di bidang teknologi, produksi, atau pemasaran, kepada partner yang lain.

Secara keseluruhan, strategi diversifikasi yang dilakukan oleh INDY sejalan dengan strategi bisnis perusahaan yang berfokus pada penciptaan sinergi di dalam tiga pilar bisnis utama, peningkatan pertumbuhan organik dan perluasan melalui akuisisi yang terangkum ke dalam lima komponen yaitu capitalize, integrate, leverage, optimize, dan diversify. Selain itu, diversifikasi usaha dimaksud dapat pula dimaknai sebagai strategi INDY dalam memaksimalkan kesempatan (opportunity) di dalam industri mengingat masih rendahnya realisasi bauran EBT di dalam komposisi energi nasional yang ditetapkan oleh pemerintah.

Referensi:
Hill, Charles W.L. and Jones, Gareth R., Strategic Management: An Integrated Approach, 10th. Ed., 2013, South – Western, 5191 Natorp Boulevard, Mason OH USA.

Tagged in :

Avatar Riki Asp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *