Strategi di dalam Industri yang Terfragmentasi (Fragmented Industry) – Studi Kasus Alfamart

Avatar Riki Asp

Dilansir dari Kontan, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) yang merupakan pengelola jaringan minimarket Alfamart berencana terus menambah gerai baru di tahun ini. Corporate Director Affairs AMRT Solihin mengatakan, target ekspansi AMRT di tahun ini akan membuka sekitar 500-750 gerai baru baik franchise maupun reguler.

Emiten ritel ini juga menganggarkan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp2,5 triliun di tahun ini. Dana tersebut akan digunakan untuk pembukaan gerai dan juga perpanjangan toko-toko yang sudah ada. Sebagai gambaran, per kuartal III 2020, jumlah gerai Alfamart di seluruh Indonesia berjumlah 15.102 unit.

Ia juga mengatakan, AMRT telah mempersiapkan sejumlah strategi guna menunjang pertumbuhan kinerja antara lain meningkatkan layanan digital untuk dapat melayani konsumen dengan lebih baik melalui platform digital Alfamart (Alfagift) dan customer relationship management yang mengedepankan personalisasi. “Selain itu juga memanfaatkan data perilaku belanja konsumen yang dimiliki dengan meningkatkan kemampuan analisis data,” katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/2)

Adapun AMRT juga telah mengembangkan konsep baru dengan nama Alfaexpress dan Alfa X. Alfaexpress mengusung konsep convenience store dengan tampilan yang lebih modern dan menyediakan produk citarasa lokal dengan pelayanan ramah dan saat ini sudah tersedia di lokasi-lokasi yang spesifik seperti stasiun, rest area, bandara, pelabuhan, MRT, perkantoran, dan rumah sakit. “Sedangkan Alfa X mengusung konsep experience something new, connect and unites various people, collaborate to bring new ideas yang berada di sekitar universitas,” katanya.

Tidak hanya dalam negeri, AMRT juga terus mengembangkan kiprahnya di luar negeri. Melansir pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, AMRT meresmikan gerai ke-1.000 di Filipina pada November 2020. Pencapaian ini terbilang impresif sejak Alfamart berinvestasi pada tahun 2014 di Filipina.

******

Keberhasilan Alfamart dalam memperluas bisnis dan membangun brand yang kuat di dalam industri ritel menunjukkan keberhasilan penerapan strategi Alfamart di dalam industri yang terfragmentasi (fragmented industry). Sebagaimana dipahami, industri terfragmentasi seperti industri ritel merupakan industri yang terdiri dari banyak perusahaan kecil dan menengah dengan karakteristik ketiadaan skala ekonomi, kurangnya loyalitas terhadap brand, serta rendahnya hambatan bagi pendatang baru di dalam industri.

Salah satu strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan di dalam industri yang terfragmentasi adalah dengan mengonsolidasikan bisnis di dalam industri agar skala ekonomi dan loyalitas brand dapat diperoleh. Alfamart berhasil melakukannya dengan berfokus pada penjualan ritel kepada masyarakat dan menawarkan nilai baru yang belum sepenuhnya dimiliki oleh bisnis lain seperti ketersediaan berbagai macam produk dengan harga murah, lokasi toko yang strategis, desain bangunan yang modern, dan pelayanan yang ramah dan responsif kepada pelanggan. Keberhasilan tersebut menempatkan Alfamart sebagai salah satu value innovator di dalam industri ritel.

Literatur menunjukkan keberhasilan dalam mengonsolidasikan bisnis dengan nilai-nilai baru di dalam industri yang terfragmentasi dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara, yaitu melalui mekanisme chaining atau franchising. Chaining dilakukan oleh perusahaan dengan cara membuka jaringan toko baru yang menerapkan strategi dan formula yang sama dan dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan. Sementara itu, franchising dilakukan dengan memberi lisensi ke pihak lain untuk membuka jaringan toko baru berdasarkan kontrak yang telah disepakati.

Strategi yang digunakan oleh Alfamart menunjukkan bahwa Alfamart mengadopsi bauran antara strategi chaining dan franchising dalam memperluas bisnisnya. Hasilnya Alfamart berhasil menjangkau lebih banyak pasar dengan memiliki hingga 15.102 unit gerai per kuartal III tahun 2020 dan jumlah ini diperkirakan akan bertambah sekitar 500 s.d. 750 gerai di tahun 2021. Jumlah gerai yang signifikan dan terus bertumbuh akan membantu Alfamart dalam memperoleh skala ekonomi dan loyalitas brand yang berimplikasi pada peningkatan profitabilitas pada jangka panjang.

Selain itu, sebagai salah satu leading company di industri ritel, strategi Alfamart yang mengembangkan konsep baru berupa Alfaexpress dan Alfa X dapat dipandang sebagai bagian dari strategi product proliferation. Strategi ini digunakan untuk memastikan bahwa setiap segmen di dalam pasar telah dilayani dengan baik oleh perusahaan. Sebagaimana dijelaskan di dalam artikel, Alfaexpress diperkenalkan sebagai convenience store dengan tampilan yang lebih modern dan menyediakan produk citarasa lokal dengan pelayanan ramah sedangkan Alfa X didesain untuk menyasar segmen pelanggan muda yang membutuhkan tempat untuk saling berhubungan dan berkolaborasi. Selain berguna untuk mengelola rivalitas dengan kompetitor, penerapan strategi product proliferation akan menjadi penghalang (barriers) bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam segmen tersebut.

Penambahan gerai Alfamart baik di dalam maupun luar negeri juga dapat dipandang sebagai bagian dari komitmen strategis (strategic commitments) perusahaan. Penambahan gerai baru secara rutin menunjukkan komitmen jangka panjang yang kuat dari perusahaan untuk terus mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya di dalam industri dan memberikan sinyal yang kuat bagi para kompetitor dan pendatang baru. Capaian impresif tersebut juga menunjukkan bahwa Alfamart telah berhasil melakukan penetrasi pasar (market penetration) atas produknya baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Referensi:
Hill, Charles W.L. and Jones, Gareth R., Strategic Management: An Integrated Approach, 10th. Ed., 2013, South – Western, 5191 Natorp Boulevard, Mason OH USA.

Tagged in :

Avatar Riki Asp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *