,

Contoh Penghitungan Biaya Produk atau Jasa dengan Standard Costing

Avatar Riki Asp

Dalam proses produksi atau pemberian jasa, pengendalian atas biaya (cost control) menjadi salah satu pertimbangan penting bagi manajemen agar biaya tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai laba yang telah ditentukan. Oleh karena itu, umumnya manajemen mengimplementasikan standard costing dalam penghitungan biaya produk yang dihasilkan atau biaya jasa yang diberikan.

Penerapan standard costing memberikan manfaat bagi manajemen terutama dalam aspek perencanaan dan pengendalian biaya produksi atau pemberian jasa. Dengan standard costing, biaya terkait proses produksi atau pemberian jasa dapat dikendalikan dengan mengacu pada biaya standar yang telah ditetapkan. Selain itu, biaya aktual produksi atau pemberian jasa dapat dengan segera diperbandingkan dengan biaya standar dalam rangka evaluasi kinerja serta pengambilan keputusan strategis bisnis.

Untuk menentukan biaya standar dalam proses produksi atau pemberian jasa, terdapat dua komponen yang perlu ditentukan terlebih dulu, yaitu (1) kuantitas standar yang menunjukkan jumlah kuantitas masukan yang seharusnya digunakan untuk memproduksi barang atau jasa dan (2) harga standar yang menunjukkan jumlah yang seharusnya dibayar atau dikeluarkan atas kuantitas masukan yang digunakan. Secara sederhana, penentuan biaya standar dapat dijelaskan dengan persamaan matematis berikut.

Biaya Standar per Unit = Kuantitas Standar x Harga Standar (Persamaan 1)

Sebagai contoh Tuan A yang memiliki usaha gorengan menentukan bahwa untuk menghasilkan satu buah gorengan yang crispy dibutuhkan 10 gr tepung dengan harga tepung per gr sebesar Rp10. Penentuan nilai 10 gr tepung dengan harga Rp10 per gr berasal dari pengalaman Tuan A berjualan gorengan selama lima tahun.

Dengan menggunakan Persamaan 1, dapat ditentukan biaya standar penggunaan tepung untuk menghasilkan satu buah gorengan adalah sebesar Rp100 (10x Rp10). Informasi biaya standar ini dapat digunakan oleh Tuan A untuk memprediksi biaya tepung yang dibutuhkan untuk menghasilkan gorengan dalam jumlah tertentu. Sebagai contoh apabila Tuan A secara rata-rata menghasilkan 1.000 gorengan per hari maka rata-rata biaya tepung yang digunakan adalah sebesar Rp100.000 (1.000x Rp100).

Perbedaan Standard Costing dengan Normal Costing dan Actual Costing

Secara garis besar, biaya-biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi biaya material langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Dalam artikel sebelumnya tentang Perbedaan Normal Costing dan Actual Costing diketahui bahwa perbedaan di antara keduanya terletak dari bagaimana biaya overhead dihitung yaitu berdasarkan biaya estimasi (untuk normal costing) dan biaya aktual (untuk actual costing).

Sementara itu, di dalam standard costing, seluruh biaya produksi dihitung dengan menggunakan biaya standar. Untuk memudahkan pemahaman, ikhtisar perbedaan antara actual costing, normal costing, dan standard costing disajikan dalam Tabel 1.

Jenis BiayaActual CostingNormal CostingStandard Costing
Biaya material langsungBiaya aktualBiaya aktualBiaya standar
Biaya tenaga kerja langsungBiaya aktualBiaya aktualBiaya standar
Biaya overheadBiaya aktualBiaya estimasiBiaya standar
Tabel 1. Perbedaan Actual Costing, Normal Costing, dan Standard Costing

Contoh Penghitungan Biaya Produk atau Jasa dengan Standard Costing

Untuk memudahkan pemahaman tentang bagaimana standard costing diaplikasikan, asumsikan bahwa Tuan A selaku pemilik usaha gorengan (contoh sebelumnya) telah menetapkan standar kuantitas dan standar harga atas biaya-biaya untuk memproduksi satu buah tahu goreng crispy sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.

DeskripsiKuantitas StandarHarga Standar
Biaya material langsung
1. Tahu1 buahRp200 per buah
2. Tepung10 grRp10 per gr
3. Minyak goreng10 mlRp15 per ml
Biaya tenaga kerja langsung
1. Ongkos pekerja untuk menggoreng tahu3 menitRp100 per menit
Biaya overhead
1. Biaya gas 3 menitRp25 per menit
2. Biaya penyusutan peralatan masak3 menitRp25 per menit
Tabel 2. Data Standar Kuantitas dan Standar Harga Biaya Produksi

Dengan menggunakan data dalam Tabel 2, Tuan A dapat menghitung biaya standar per unit dari tahu goreng crispy yang dihasilkannya yaitu sebesar Rp900 per buah sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 3.

DeskripsiBiaya Standar (Rp)Keterangan
Biaya material langsung
1. Tahu2001 x Rp200
2. Tepung10010 x Rp10
3. Minyak goreng15010 x Rp15
Biaya tenaga kerja langsung
1. Ongkos pekerja untuk menggoreng tahu3003 x Rp100
Biaya overhead
1. Biaya gas 753 x Rp25
2. Biaya penyusutan peralatan masak75 3 x Rp25
Total Biaya Standar per Unit900
Tabel 3. Penghitungan Biaya Standar per Unit

Dengan menentukan biaya standar per unit untuk setiap tahu goreng yang dihasilkan, Tuan A dapat merumuskan harga penjualan yang tepat untuk produknya sekaligus mengendalikan biaya-biaya produksi agar tidak melebihi standar yang telah ditetapkan.

Varians dalam Standard Costing

Pada praktiknya, biaya standar dalam proses produksi barang atau jasa hampir dapat dipastikan berbeda dengan biaya aktual yang terjadi di lapangan. Biaya aktual dapat bernilai lebih besar (unfavorable) atau lebih kecil (favorable) dibandingkan dengan biaya standar yang telah ditetapkan. Perbedaan ini dapat berasal dari internal (misalnya produktivitas pekerja yang menurun) atau dari eksternal (misalnya kenaikan harga faktor produksi secara tiba-tiba).

Perbedaan dari biaya standar dan biaya aktual ini disebut sebagai varians dan dapat berupa varians dari sisi kuantitas dan/atau varians dari sisi harga. Varians dari sisi kuantitas terjadi ketika terdapat perbedaan kuantitas aktual dengan kuantitas standar namun tidak terdapat perbedaan dari sisi harga. Sebaliknya varians harga terjadi ketika terdapat perbedaan harga aktual dengan harga standar tanpa adanya perbedaan kuantitas. Total varians diperoleh dengan menjumlahkan varians kuantitas dan varians harga.

Varians Kuantitas = (Kuantitas Aktual – Kuantitas Standar) x Harga Standar

Varians Harga = Kuantitas Standar x (Harga Aktual – Harga Standar)

Total Varians = Varians Kuantitas + Varians Harga

total varians juga dapat dihitung sebagai berikut:

Total Varians = Biaya Aktual – Biaya Standar

Total Varians = (Kuantitas Aktual x Harga Aktual) – (Kuantitas Standar x Harga Standar)

Sebagai contoh, asumsikan terjadi kenaikan harga minyak goreng sehingga harga aktual minyak goreng menjadi sebesar Rp30 per ml. Dengan demikian terjadi varians harga atas bahan baku minyak goreng sebesar Rp150 per tahu goreng yang dihasilkan ((Rp30-Rp15) x 10 ml).

Perlu dipahami bahwa total biaya yang dibukukan sebagai biaya produk per unit tetap mengacu pada biaya standar, sementara total varians dicatat sebagai penambah (pengurang) harga pokok penjualan, biaya persediaan produk dalam proses, atau biaya persediaan produk jadi tergantung dari karakteristiknya. Sebagai contoh ketika terdapat 200 buah tahu goreng yang terjual maka total harga pokok penjualan dihitung sebagai berikut.

DeskripsiNilai (Rp)Keterangan
Total biaya produk terjual180.000200 x Rp900
Total varians30.000200 x Rp150
Total harga pokok penjualan210.000
Tabel 4. Pencatatan Varians

Total nilai harga pokok penjualan sebesar Rp210 ribu adalah sama dengan total biaya aktual yang dikeluarkan untuk memproduksi 200 buah tahu goreng. Meski demikian, informasi varians memberikan insight bermanfaat tentang sumber perbedaan tersebut serta strategi yang perlu diambil dari informasi yang dihasilkan yang dapat dipergunakan antara lain dalam penyempurnaan biaya standar produksi berikutnya.

Referensi:

Mowen, Maryanne M., Don R. Hansen, dan Dan L. Heitger. (2014). Cornerstones of Managerial Accounting 5th Edition. South-Western Cengage Learning.

Tagged in :

Avatar Riki Asp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *